Donderdag 04 Junie 2015

5 Faktor Faktor Kemacetan di Bandung


1. Di Akibatkan oleh Banyak nya Mobil Pribadi
   
  Penyebab ini sangat memprihatinkan karena setiap hari nya orang orang di bandung hampir semuanya kerja menggunakan mobil pribadi mereka, dibandingkan dengan masyarakat jepang, biasanya mereka sering bekerja menggunakan jalur kereta api dibandingkan dengan mobil pribadi mereka sendiri.

2. Di Akibatkan oleh Banyak Motor

  Penyebab ini jauh dari prihatin, karena pada setiap hari orang orang bandung biasanya sering menggunakan motor untuk melakukan segala aktivitas, jika tak heran setiap hari bandung selalu di guyur kemacetan ditambah lagi para pengendara motor yang sering tak sabaran karena ingin segera sampai ke tempat tujuan mereka, padahal nyawa lah yang paling terpenting dalam berkendara.

3. Di Akibatkan oleh Angkutan Umum

Selain motor dan mobil, biang kemacetan selanjutnya adalah Angkutan Umum. terkadang angkutan umum sering melakukan kemacetan seperti menurunkan penumpang bukan pada tempatnya, menaikan penumpang bukan pada tempatnya, rem mendadak saat ingin menaikan penumpang, menerobos lampu merah.


4. Kurangnya Personil Kepolisian Lalu Lintas
   
dibandingkan ini, yang paling penting supaya Lalu Lintas dibandung tidak akan pernah macet. dibandung sangat kurang Personil Kepolisian Lalu Lintas. jika anda pantau setiap ada kemacetan, lihatlah di jalan. apakah Polisi benar benar ada? jika ada. Pastilah Polisi dijalan hanyalah sedikit paling hanya 1 sampai 5 Polisi itu juga Polisi nya yang kerja nya cuman 2 Orang. dibandingkan dengan Macet Lalu Lintas pastilah Polisi memilih Kegiatan ini   daripada harus mengurus Kemacetan di Bandung. saya berbicara seperti ini sesuai Fakta bukan Pendapat.

5. Di Akibatkan oleh Pedagang Kaki Lima


Keberadaan pedagang kaki lima (kanan kiri lintas manusia) alias PKL seringkali dipandang sebagai biang persoalan yang mengganggu ketertiban dan keindahan kota. Bahkan, PKL dianggap masalah pembangunan.Di sisi lain, tak dapat dipungkiri bahwa PKL telah memberikan sumbangsih yang cukup membanggakan dalam hal mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, sepanjang tahun 2010 hingga 2011 terjadi peningkatan jumlah unit usaha kecil menengah (termasuk di dalamnya pedagang kaki lima) sebesar 2,57 persen. Hal ini diikuti pula dengan peningkatan daya serap tenaga kerja di sektor tersebut sebesar 2,33 persen. Dapat dibayangkan bahwa keberadaan PKL ternyata tak selamanya meresahkan.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking